Rabu, 28 Januari 2015

PROPOSAL SKRIPSI - RIZKA CLARA - 201352136 - ILMU KOMUNIKASI



PROPOSAL SKRIPSI
Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk


Diajukan kepada Fakultas Hubungan Masyarakat
Universitas Esa Unggul
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Filsafat Ilmu dan Logika

Disusun Oleh :
RIZKA CLARA
NIM : 2013-52-136

KELAS EKSEKUTIF
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
HUBUNGAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2015




KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji teruntuk hanya pada Allah SWT Sang Maha Penyayang atas limpahan kasih, berkah, dan rahmat yang diberikan di setiap desahan nafasku, memberiku segala hal terbaik, memberiku kesempatan di alam nyata, memilihkanku orang-orang terbaik “semoga kesempatan ini dapat saya pergunakan sebaik-baiknya dan kembali padaMu dengan ikhlas” Amin.
Akhirnya penulis dapat merampungkan proses penulisan skripsi ini. Suatu proses yang sulit tapi sangan penulis nikmati. Begitu banyak cobaan dan hambatan yang ditemui ketika akan mengetik “BAB I”. Namun berkat bantuan, dorongan, dan kepercayaan yang tulus dari berbagai pihak utamanya dukungan moril yang membuat penulis berhasil melewati semuanya.
Terima kasih utamanya untuk kedua cahaya terindahku Papa ku Zaini Menusin dan Ibu ku Sri Mulyati atas kasih saying cinta, pengertian, bimbingan, dan nasehat, dua orang yang tidak kenal lelah berusaha keras untuk menyediakan semuanya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh dosen-dosen Ilmu Komunikasih Universitas Esa Unggul, khususnya Bapak Drs. Mulyo Wiharto, MM MHA sebagai dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu & Logika saya yang telah menguatkan hati dan membuat penulis bangga mendalami suatu bidang ilmu yang mulanya tidak pernah terpikirkan sama sekali.
Terimakasih untuk keluargaku yang telah mendukung pembuatan proposal skripsi ini, juga untuk sahabat-sahabat ku yang tidak pernah lelah memberikan semangat kepada ku sampai akhirnya proposal skripsi ini terselesaikan dengan baik.
Terimakasih untuk seluruh karywan kantor Radiant Group atas semua bantuan informasinya dan dukungan moril kepada saya, demi terselesaikannya proposal skripsi ini.
Akhrinya semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan hidayah kepada kita semua, amin.


Jakarta, 23 Januari 2015



Rizka Clara


ii



ABSTRAK
Rizka Clara, Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (dibimbing oleh Drs. Mulyo Wiharto, MM MHA).

Tujuan penelitian ini :
1. Untuk mengetahui fungsi dan peran Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam upaya meningkatkan citra perusahaan.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi pendukung serta penghambat fungsi public relations Radiant Group dalam upaya meningkatkan citra perusahaan.
Peneletian ini dilaksanakan di Jakarta dengan memilih informan dari Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dimana, peneliti berusaha memberikan gambaran, memaparkan serta menginterprestasikan objek yang teliti secara sistematis dan factual.
Hasil penelitian menunjukkan perusahaan sejauh ini sudah cukup baik. Dengan menjalankan fungsi-fungsi PR yaitu sebagai communicator, membangun relantionship dengan pihak internal maupun eksternal dan melakukan tahapan-tahapan proses kegiatan PR. Faktor-faktor yang mendukung fungsi PR  PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam meningkatkan citra perusahaan adalah : koordinasi dengan antar section, koordinasi dengan department lain, dan tenaga professional (SDM) dalam melaksanakan citra perusahaan adalah : isu yang menimpa perusahaan, menjadi tidak efektif melakukan kegiatan tanpa adanya tujuan yang jelas, kurangnya kesadaran untuk memberikan informasi kepada stakeholder, dan tidak kompaknya team.






iii




DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………………...........…i
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….........…ii
Abstrak…………………………………………………………………………………………............iii
Daftar Isi……………………………………………………………………………………….........….iv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….........…..…1
A.    Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..........……1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………………...........3
C.     Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………...…………………………............…...3
D.    Kerangka Konseptual…………………………………………………………….................4
E.     Definisi Operasional………………………………………………………………................6
F.      Metode Penelitian…………………………………………………………………...............7
BAB II. PENUTUP…………………………………………………………………………….......…..9
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………………........…9
B.     Saran……………………………………………………………………………….......….10
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………........11






  
 iv



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya sekitar 57 maskapai penerbangan nasional yang beroperasi di berbagai rute tujuan penerbangan baik dalam negeri maupun luar negeri. (hubud.dephub.go.id, 2011)

Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional, tidak banyak perusahaan maskapai penerbangan yang mampu bertahan dalam kondisi persaingan, jika tidak didukung dengan financial yang kuat dan manajemen perusahaan yang profesional. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk merupakan salah satu perusahaan BUMN yang masih bertahan sampai sekarang.v Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroperasi sejak 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways).
Dalam perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami pasang surut yang dapat mempengaruhi eksistensi perusahaan. Pada tahun 1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu dimana sebuah pesawat jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh penumpangnya. Pada tahun yang sama Indonesia terkena dampak Krisis Finansial Asia yang mengakibatkan Garuda Indonesia mengalami periode krisis kepercayaan dan ekonomi sulit.

Memasuki tahun 2000-an, Garuda Indonesia membentuk Strategic Bussiness Unit (SBU) bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia untuk menopang induk perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Namun, Garuda masih saja bermasalah seperti masalah keuangan dan pada setiap penerbangan selalu mengalami kerugian. Beberapa peristiwa internasional di Indonesia juga memperburuk kondisi keuangan Garuda Indonesia, seperti Bom Bali I, Bom Bali II, wabah SARS, Bencana Tsunami Aceh, dan masalah keselamatan penerbangan dengan jatuhnya sebuah pesawat jenis Boeing 737 ketika akan mendarat di Yogyakarta. Kondisi tersebut mengharuskan Garuda untuk meningkatkan citra baik perusahaan.

Citra yang baik dari sebuah perusahaan sangat penting karena citra berdampak pada persepsi konsumen dan organisasi dalam berbagai hal terhadap suatu perusahaan. Menurut Kotler (2000 338) “Citra dalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya”. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat, yaitu daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap, menjadi perisai selama masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan efektivitas strategi pemasaran, dan penghemat biaya operasional. Sutojo (2004)




1



 Upaya yang dilakukan Garuda Indonesia dalam meningkatkan citra perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi manajemen dan mengubah strategi perusahaan menjadi customer centric (perusahaan berfokus pada pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda Indonesia lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus berlomba-lomba dengan maskapai lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Garuda Indonesia bersaing tidak dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga tiket yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggannya.

Pada Juli 2009 Garuda Indonesia meluncurkan sebuah rencana ekspansi lima tahun yang bernama Quantum Leap. Lompatan quantum yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah menambah rute domestic dan internasional, pergantian logo lama menjadi logo baru, membuat skema warna baru pesawat, membuat seragam baru seperti kebaya kartini, mengadakan konsep layanan baru, sistem hiburan AVOD (Audio Video on Demand), mengadakan kelas eksekutif dan kelas ekonomi, dan memasuki bursa saham. Quantum Leap yang dilakukan bertujuan untuk menaikkan jumlah penumpang per tahunnya.

Pada periode tahun 2007 hingga tahun 2010 Garuda Indonesia mengalami peningkatan laba perusahaan. Garuda Indonesia bahkan telah mengukir prestasi dengan memperoleh berbagai penghargaan baik skala nasional maupun internasional. Beberapa penghargaan yang diperoleh 4 Garuda, antara lain adalah menjadi maskapai pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA) Certification, penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA), penghargaan dalam acara penganugerahan majalah Angkasa Award yang meraih kategori Awak Kabin Terbaik (Best Cabin Crew), Ketepatan Waktu Terbaik (Best On Time Perfomance), dan Maskapai Terbaik (Airline of The Year), mendapatkan penghargaan "The World's Most Improved Airlines" dan "maskapai bintang empat" dari SkyTrax London, dan Garuda Indonesia ditetapkan sebagai “The Best International Airline”.

Public Relations di Garuda Indonesia menggunakan istilah Corporate Communication. Corporate Communications mengembangkan fungsi komunikasi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat menjadi fungsi korporasi. Corporate Communications didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung.(http://wikipedia.org)

Corporate Communication merupakan divisi Top manajeman PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menjalankan fungsi manajemen komunikasi yang terencana, terarah berkelanjutan baik secara internal maupun eksternal, dan termasuk menciptakan brand identity dari citra visual yang terpancar melalui logo, produk, jasa, seragam,bangunan dan segala hal yang dapat ditangkap sebagai komunikasi oleh public perusahaan, serta mengelola program CSR (Corporate Sosial Responsibility) dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).



2



Garuda Indonesia melalui penyaluran dana dan hibah serta programprogram yang memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah usaha perusahaan. Tujuannya adalah mendapatkan mutual understanding dan good will perusahaan dengan melakukan kumunikasi dua arah (two way communication). Aktivitas atau kegiatan komunikasi yang dilakukan divisi Corporate Communication Garuda Indonesia sangat berpengaruh terhadap pembentukan citra perusahaan di mata masyarakat luas.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana divisi Corporate Communication meningkatkan citra perusahaan di sebuah maskapai penerbangan dengan judul: “Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk”


B.   Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana fungsi Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
2.      Bagaimana peran Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
3.      Bagaimana upaya pembentukan citra oleh Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?

C.   Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
a.      Menjelaskan fungsi Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
b.      Menjelaskan peran Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia(Persero)Tbk.
c.       Menjelaskan upaya pembentukan citra Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

2.      Kegunaan Penelitian
a.      Kegunaan Teoritis
·         Sebagai bahan masukan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi.
·         Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui aktivitas Corporate Communication sehingga selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.


  
3



b.      Kegunaan Praktis
·         Sebagai sumber tambahan dan masukan bagi PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dalam menjalankan aktivitas Corporate Communication untuk kedepannya.

·         Menjadi bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan aktivitas Corporate Communication dalam upaya meningkatkan citra suatu perusahaan.

D.   Kerangka Konseptual

Seiring perkembangan penerbangan nasional maupun internasional yang semakin meningkat, mengaharuskan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
Divisi yang berperan mewujudkan bentuk keterbukaan, transparan dan mudah diakses adalah Corporate Communication. Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees Van Riel dan Charles Fombrun :“Corporate Communication dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Corporate Communication terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.” (http://wikipedia.org)

Definisi Brand Identity yang dikemukakan oleh David A. Aaker dan Erich Joachimsthaler (2000) : “Brand Identity adalah suatu kombinasi dari komponen visual, suara, gerak, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Tujuannya, untuk menciptakan pengenalan, merepresentasikan janji, membuat tampilan sendiri, berbeda dengan para pesaing, menciptakan sinergi komunikasi, serta mempunyai ciri yang tidak dimiliki oleh merek lain. Brand Identity (Identitas Merek) merupakan satu kesatuan dengan asosiasi merek yang senantiasa harus diciptakan atau dipertahankan, sehingga menjadi aspirasi bagi strategi merek tersebut.” Definisi CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang dikemukakan The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense” yaitu : “Corporate Sosial Responsibilty is a continuing commitment by business to behave ethically and contributed to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large. (Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang bersama-sama dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas).”

Pada umumnya fungsi dan peran Corporate Communication sama dengan fungsi Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat. Corporate Communications memiliki fungsi dan peran yang cukup strategis dalam menjalin hubungan dengan Human Resources.



4



Fungsi dan peran PR adalah bekerjasama erat dengan internal dan eksternal. perusahaan untuk menciptakan iklim kerja yang kondusif serta membangun sikap atau perilaku kerja yang positif. Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan dalam membangun citra perusahaan. Citra perusahaan yang baik, masa jaya maupun menghadapi berbagai macam krisis. Definisi Citra yang dikemukakan oleh Kotler (2000 : 338) : “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.”

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima oleh seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Danasaputra, 1995 : 34-35). Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif yang tertera dalam pengertian system komunikasi dikemukakan oleh John S. Nimpoeno seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :

Gambar 1.1. Model Pembentukan Citra
Sumber: Buku Dasar-Dasar Public Relations

Keterangan gambar:
Corporate Communication digambarkan sebagai input – output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yangdiberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. (Soemirat & Ardianto, 2002 : 115).

Komponen-komponen dalam model pembentukan citra adalah
persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap yang diartikan sebagai citra individu terhadap stimulus atau pesan yang disampaikan oleh Corporate Communication. Jika pesan yang disampaikan mendapat respon dari masyarakat, maka masyarakat akan mengerti tentang pesan tersebut. Adapun arti dari komponen tersebut dalam model pembentukan citra tersebut adalah:
1.      Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan.
2.      Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
3.      Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
4.      Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Soemirat & Ardianto (2002 : 116)

5
Setelah Corporate Comunication melakukan proses pembentukan citra, terjadi feedback (tanggapan balik) dari publik yang bersangkutan. Tanggapan balik yang diberikan oleh public akan membentuk citra perusahaan yang positif (corporate image).
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka kerangka teori dalam penelitian ini dapat disusun menjadi sebuah bagan kerangka konseptual, sebagai berikut :


E.   Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan pengertian sebagai berikut :
1.      Fungsi adalah pekerjaan dan pola perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam manajemen dan ditentukan berdasarkan status yang ada padanya.
2.      Peran adalah kedudukan/perangkat seseorang dalam suatu system manajemen/organisasi.
3.      Corporate Communication adalah divisi komunikasi di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah antara perusahaan dengan public internal maupun publik eksternal (timbal balik) dengan tujuan menciptakan saling pengertian, saling menghargai, dan saling mempercayai.


6


4.      Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya tentang suatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
5.      Corporate Image (Citra Perusahaan) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan.
6.      PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah BUMN yang menjalankan usaha penerbangan dan merupakan maskapai pertama di Indonesia. Dan perusahaan tempat penulis melakukan penelitian skripsi.
7.      Quantum Leap adalah program ekspansi 5 tahun yang dirancang Garuda Indonesia untuk menaikkan jumlah penumpang maskapai per tahunnya.
8.      Model Pembentukan Citra oleh John. S. Nimpoeno adalah model tentang proses pembentukan citra yang digunakan untuk melihat bagaimana Corporate Communication dalam membentuk citra positif perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.

F.    Metode Penelitian

1.      Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dan yang menjadi obyek penelitian adalah divisi Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang berkantor di Management Building Ground Floor, Garuda City Soekarno-Hatta Internasional Airport, Cengkareng 19120 Indonesia. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Juli-Agustus 2012.
2.      Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif yang mana data digambarkan secara obyektif berdasarkan data atau fakta yang diperoleh di lokasi penelitian.
3.      Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data. Data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a)      Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui :
1)      Observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi penelitian.
2)      Wawancara (interview) secara langsung dengan beberapa informannya yang merupakan sumber data utama dalam penelitian ini.
b)     Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui kajian beberapa literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, dari rujukan teoritis yang relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar serta internet. Selain itu, beberapa data yang diperoleh dari PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk sendiri.
4.      Informan
Menentukan informan dalam penelitian ini, peneliti memilih informan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam aktivitas di divisi Corporate Communication PT.


7



Garuda Indonesia (Persero)Tbk dan dianggap mengetahui masalah yang diteliti serta dapat memberikan informasi yang akurat mengenai masalah yang diteliti. Informan yang relevan dalam penelitian ini adalah:
a)      Resno Widyarto : Asistant Senior Manager Public Relations (divisi Corporate Communication) Garuda Indonesia
b)      Adnan Iskandar : Life Inspirer, Pembicara Motivasional, Advertising Practitioner / Publik Eksternal Garuda Indonesia pemegang Garuda Frequent Flyer (GFF)
c)      Abdul Azis : Kordinator Riset dan Magang Unit Learning & Development / Internal Karyawan Garuda Indonesia
5.      Teknik Pengumpulan Data
Penelitian serta pengamatan langsung di lapangan (Field Research), yaitu di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Teknik penelitian yang digunakan dalam memperoleh dan mengumpulkan data yangb diperlukan adalah sebagai berikut :
a)      Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Peneliti mengamati secara langsung ke tempat yang dijadikan lokasi penelitian.
b)     Wawancara (Interview)
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Peneliti akan menggunakan teknik wawancara, dimana peneliti akan bertatap muka secara langsung dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan akurat. Wawancara ini dilakukan ke beberapa orang yang menjadi informan yang mempunyai kaitan erat atau berwenang dengan masalah yang diteliti.
c)      Studi Pustaka atau Literatur (Library Research)
Teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah, literatur dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai
landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat.
6.      Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, dengan penekanan utama pada penelitian sumber, mengungkapkan fakta (menguraikan data dengan mendeskripsikan data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun data sekunder) dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian data yang diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan model Pembentukan Citra oleh John S. Nimpoeno. Maka akan diperoleh gambaran jelas tentang fungsi dan peran Corporate Communication dalam upaya meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.







8




BAB II
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Untuk mengisi kesimpulan pada bab ini, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, sebagai berikut :
1)      Fungsi dari Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah menjalankan strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan publik internal dan eksternal terhadap Garuda Indonesia. Adapun pembagian fungsi dan tugas masing-masing unit di divisi Corporate Communication antara lain, yaitu: Public Relations, Employee Communication, Corporate Identity Management, Corporate Social Responsibility (CSR).
2)      Peran dari Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah sebagai sebagai Communicator, juru bicara yang mewakili perusahaan dalam memberi segala informasi yang ada terkait segala bentuk komunikasi yang dijalankan perusahaan baik itu kegiatan-kegiatan, promosi, ataupun kebijakan yang dikeluarkan manajemen perusahaan. Corporate Communication juga berperan nsebagai perantara komunikasi dan mediator/penghubung antara perusahaan kepada publik internal dan maupun publik eksternalnya.b Terkahir sebagai Teknisi Komunikasi, Corporate Communication memiliki andil dalam menciptakan komunikasi dua arah serta menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka untuk publik eksternal perusahaan terutama kepada media dan pelanggan (pengguna maskapai Garuda Indonesia) terhadap penyebaran informasi yang akan menciptakan citra positif bagi perusahaan di masyarakat luas.
3)      Corporate Communication sebagai divisi yang yang berhubungan dengan segala bentuk komunikasi yang dilakukan Garuda Indonesia memiliki andil yang cukup besar terhadap proses pembentukan citra perusahaan. Namun itu semua tidak terlepas dari strategi perusahaan atas keberhasilan mentransformasi perusahaan secara keseluruhan dalam menerapkan program “Quantum Leap” dalam mengubah tampilan maskapainya seperti mengubah livery maskapai, seragam staf serta awak kabin dan logo perusahaan. Selain itu juga, tidak terlepas dari bentuk kerjasama yang dilakukan Corporate Communication Garuda Indonesia yang senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan media-media dalam penyebaran informasi terkait pembentukan citra Garuda Indonesia dimata publik.
Media iklan melalui Media Cetak seperti : surat kabar, majalah, tabloid. Serta MediaElektronik seperti : tv, radio, serta media online dan situs resmi GarudaIndonesiamenjadi sarana utama bagi divisi CorporateCommunication dalapenyebaran informasi untuk meningkatkan citra Garuda Indonesia.




9




Proses pembentukan Citra di Garuda Indonesia merupakan tanggungjawab seluruh aspek perusahaan bukan hanya divisi Corporate Communication tapi seluruh karyawan dalam menjaga reputasi perusahaan dan membantu dalam semua pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tekait dalam Pembentukan Citra (Corporate Image) di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
4)      Ada beberapa indikator yang dapat dijadikan penilaian atas keberhasilan PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dalam meningkatkan citranya seperti : Peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan maskapai Garuda Indonesia dari tahun ke tahun, berbagai Perhargaan dan Piagam yang diberikan atas prestasi yang diukir Garuda baik dalam negeri maupun internasional, berhasil melakukan IPO di tahun 2011 dengan mencatatkan keuntungan dari penjualan saham sebagai langkah perluasan bisnis dan menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang go public, Pembukaan kembali rute internasional atas pencabutan larangan maskapai Indonesia terbang ke Uni Eropa dan menjadi langkah awal adalah pembukaan rute Jakarta-Amsterdam via Dubai di tahun 2010, Garuda Indonesia juga berhasil menorehkan peningkatan pendapatan laba perusahaan yang cukup signifikan dan masih banyak indikator keberhasilan lainnya yang telah ditorehkan Garuda Indonesia.

B.   Saran-Saran
1.      Citra perusahaan yang positif bisa hilang secara tiba-tiba karena satu dan lain hal, untuk itu perlu senantiasa secara berkesinambungan melakukan evaluasi untuk perbaikan-perbaikan agar ketika krisis terjadi secara tidak terduga, perusahaan bisa mengambil langkah cepat dalam penangananya. Bukan hanya divisi Corporate Communication yang memiliki andil tapi harus seluruh aspek karyawan (internal public) yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap penjagaan reputasi dan peningkatan citra PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
2.      Untuk konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” yang diusung perusahaan, perlu dilakukan sosialisasi lagi agar seluruh internal maupun eksternal publik PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dapat lebih menangkap apa yang hendak disampaikan Garuda Indonesia melalui konsep layanan tersebut.
3.      Melihat begitu padatnya aktivitas di divisi Corporate Communication Garuda Indonesia, sebaiknya perlu ditambahkan karyawan yang khusus menangani para siswa/mahasiswa yang akan melakukan riset ataupun PKL di Garuda Indonesia, agar bisa dibantu kelancaran proses pengurusannya, karena ini juga terkait terhadap pencitraan Garuda Indonesa dimata publiknya.










10




DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M Linggar. 2002. “Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya
di Indonesia”. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Argenti, Paul. 2010. “Corporate Communication (Komunikasi Korporat)”.
Jakarta : Salemba Humanika.

Beard, Mike. 2004. “Manajeman Departemen Public Relations”. Jakarta :
Erlangga.

Cutlip, Scott M., Allen H. Carter., Glen M. Broom. 2006. “Effective Publicb Relations”. Jakarta : Prenada Media Group.

Danandjaja, 2011. “Peranan Humas dalam Perusahaan”.Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Effendy, Onong Uchana MA. 2001. “Ilmu Komunikasi, Teori, dan
Praktek”. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

F. Rachmadi. 1992. “Public Relations dalam teori dan Praktek”. Jakarta :
Gramedia Utama.

Greener, Tony. 2002. “Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan
Citranya”. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Gregory, Anne. 2005. “Public Relations dalam Praktik”. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Harjanto, R. 2009. “Prinsip-Prinsip Periklanan”. Jakarta : IAA.
Kasali, Rhenald. 2008. “Manajemen Public Relations,konsep dan

Aplikasinya di Indonesia”. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.
Lattimore, Dan., Otin Baskin., Suzette T. Heiman., Elizabeth L. Toth. 2010.

“Public Relations Profesi dan Praktik”. Jakarta : Salemba
Humanika.








11