PROPOSAL
SKRIPSI
Fungsi
dan Peran Corporate Communication dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di
PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Diajukan
kepada Fakultas Hubungan Masyarakat
Universitas
Esa Unggul
Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Filsafat
Ilmu dan Logika
Disusun
Oleh :
RIZKA
CLARA
NIM
: 2013-52-136
KELAS
EKSEKUTIF
FAKULTAS
ILMU KOMUNIKASI
HUBUNGAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS
ESA UNGGUL
JAKARTA
2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin.
Segala puji teruntuk hanya pada Allah SWT Sang Maha Penyayang atas limpahan
kasih, berkah, dan rahmat yang diberikan di setiap desahan nafasku, memberiku segala
hal terbaik, memberiku kesempatan di alam nyata, memilihkanku orang-orang
terbaik “semoga kesempatan ini dapat saya pergunakan sebaik-baiknya dan kembali
padaMu dengan ikhlas” Amin.
Akhirnya penulis dapat
merampungkan proses penulisan skripsi ini. Suatu proses yang sulit tapi sangan
penulis nikmati. Begitu banyak cobaan dan hambatan yang ditemui ketika akan
mengetik “BAB I”. Namun berkat bantuan, dorongan, dan kepercayaan yang tulus
dari berbagai pihak utamanya dukungan moril yang membuat penulis berhasil
melewati semuanya.
Terima kasih utamanya
untuk kedua cahaya terindahku Papa ku Zaini Menusin dan Ibu ku Sri Mulyati atas
kasih saying cinta, pengertian, bimbingan, dan nasehat, dua orang yang tidak
kenal lelah berusaha keras untuk menyediakan semuanya.
Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh dosen-dosen Ilmu Komunikasih
Universitas Esa Unggul, khususnya Bapak Drs. Mulyo Wiharto, MM MHA sebagai
dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Ilmu & Logika saya yang telah
menguatkan hati dan membuat penulis bangga mendalami suatu bidang ilmu yang
mulanya tidak pernah terpikirkan sama sekali.
Terimakasih untuk
keluargaku yang telah mendukung pembuatan proposal skripsi ini, juga untuk
sahabat-sahabat ku yang tidak pernah lelah memberikan semangat kepada ku sampai
akhirnya proposal skripsi ini terselesaikan dengan baik.
Terimakasih untuk
seluruh karywan kantor Radiant Group atas semua bantuan informasinya dan
dukungan moril kepada saya, demi terselesaikannya proposal skripsi ini.
Akhrinya semoga Allah
SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat dan hidayah kepada kita semua, amin.
Jakarta,
23 Januari 2015
Rizka Clara
ii
ABSTRAK
Rizka Clara, Fungsi dan Peran Corporate Communication dalam
Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk (dibimbing
oleh Drs. Mulyo Wiharto, MM MHA).
Tujuan penelitian ini :
1. Untuk mengetahui fungsi dan peran Corporate
Communication PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam upaya meningkatkan citra
perusahaan.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi
pendukung serta penghambat fungsi public relations Radiant Group dalam upaya meningkatkan
citra perusahaan.
Peneletian ini dilaksanakan di Jakarta dengan
memilih informan dari Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)
Tbk. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dimana, peneliti berusaha
memberikan gambaran, memaparkan serta menginterprestasikan objek yang teliti
secara sistematis dan factual.
Hasil penelitian menunjukkan perusahaan sejauh ini
sudah cukup baik. Dengan menjalankan fungsi-fungsi PR yaitu sebagai
communicator, membangun relantionship dengan pihak internal maupun eksternal
dan melakukan tahapan-tahapan proses kegiatan PR. Faktor-faktor yang mendukung
fungsi PR PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk dalam meningkatkan citra perusahaan adalah : koordinasi dengan antar
section, koordinasi dengan department lain, dan tenaga professional (SDM) dalam
melaksanakan citra perusahaan adalah : isu yang menimpa perusahaan, menjadi
tidak efektif melakukan kegiatan tanpa adanya tujuan yang jelas, kurangnya
kesadaran untuk memberikan informasi kepada stakeholder, dan tidak kompaknya
team.
iii
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul…………………………………………………………………………………...........…i
Kata
Pengantar………………………………………………………………………………….........…ii
Abstrak…………………………………………………………………………………………............iii
Daftar
Isi……………………………………………………………………………………….........….iv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………………….........…..…1
A. Latar
Belakang Masalah…………………………………………………………..........……1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………...........3
C. Tujuan
dan Kegunaan Penelitian……………………...…………………………............…...3
D. Kerangka
Konseptual…………………………………………………………….................4
E. Definisi
Operasional………………………………………………………………................6
F. Metode
Penelitian…………………………………………………………………...............7
BAB II.
PENUTUP…………………………………………………………………………….......…..9
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………........…9
B. Saran……………………………………………………………………………….......….10
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………………........11
iv
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini,
sektor transportasi nasional khususnya jasa udara dihadapkan pada situasi persaingan
yang sangat ketat. Kondisi tersebut mengakibatkan bertambahnya jumlah maskapai penerbangan
yang beroperasi dengan menawarkan berbagai produk dan jasa untuk menarik konsumen
sebanyak-banyaknya. Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya sekitar 57 maskapai penerbangan
nasional yang beroperasi di berbagai rute tujuan penerbangan baik dalam negeri maupun
luar negeri. (hubud.dephub.go.id, 2011)
Seiring
perkembangan penerbangan nasional maupun internasional, tidak banyak perusahaan
maskapai penerbangan yang mampu bertahan dalam kondisi persaingan, jika tidak
didukung dengan financial yang kuat dan manajemen perusahaan yang
profesional. PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk merupakan salah satu perusahaan
BUMN yang masih bertahan sampai sekarang.v Garuda Indonesia merupakan
perusahaan penerbangan tertua dan pertama di Indonesia yang telah beroperasi
sejak 26 Januari 1949 (sebagai Garuda Indonesian Airways).
Dalam
perjalanannya Garuda Indonesia telah banyak mengalami pasang surut yang dapat mempengaruhi
eksistensi perusahaan. Pada tahun 1997, Garuda mengalami musibah kecelakaan yaitu
dimana sebuah pesawat jenis Airbus A300 jatuh di Sibolangit yang menewaskan seluruh
penumpangnya. Pada tahun yang sama Indonesia terkena dampak Krisis Finansial
Asia yang mengakibatkan Garuda Indonesia mengalami periode krisis kepercayaan
dan ekonomi sulit.
Memasuki tahun
2000-an, Garuda Indonesia membentuk Strategic Bussiness Unit (SBU)
bernama Citilink, yang menyediakan penerbangan biaya murah dari Surabaya
ke kota-kota lain di Indonesia untuk menopang induk perusahaan PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk. Namun, Garuda masih saja bermasalah seperti masalah keuangan dan
pada setiap penerbangan selalu mengalami kerugian. Beberapa peristiwa
internasional di Indonesia juga memperburuk kondisi keuangan Garuda Indonesia, seperti
Bom Bali I, Bom Bali II, wabah SARS, Bencana Tsunami Aceh, dan masalah
keselamatan penerbangan dengan jatuhnya sebuah pesawat jenis Boeing 737 ketika
akan mendarat di Yogyakarta. Kondisi tersebut mengharuskan Garuda untuk meningkatkan
citra baik perusahaan.
Citra yang baik
dari sebuah perusahaan sangat penting karena citra berdampak pada persepsi konsumen
dan organisasi dalam berbagai hal terhadap suatu perusahaan. Menurut Kotler
(2000 338) “Citra dalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau
produknya”. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat,
yaitu daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap, menjadi perisai
selama masa krisis, menjadi daya tarik eksekutif handal, meningkatkan
efektivitas strategi pemasaran, dan penghemat biaya operasional. Sutojo (2004)
1
Upaya yang dilakukan Garuda
Indonesia dalam meningkatkan citra perusahaan yaitu melakukan restrukturisasi
manajemen dan mengubah strategi perusahaan menjadi customer centric (perusahaan
berfokus pada pelanggan) artinya dalam menjalankan usahanya Garuda Indonesia
lebih mengutamakan kepuasan pelanggan dibanding harus berlomba-lomba dengan maskapai
lain dalam menurunkan harga atau tarif penerbangan untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya.
Garuda Indonesia bersaing tidak dalam harga. Garuda Indonesia menawarkan harga
tiket yang lebih tinggi dengan komitmen memberikan pelayanan yang lebih baik
bagi pelanggannya.
Pada Juli 2009
Garuda Indonesia meluncurkan sebuah rencana ekspansi lima tahun yang bernama Quantum
Leap. Lompatan quantum yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah menambah
rute domestic dan internasional, pergantian logo lama menjadi logo baru,
membuat skema warna baru pesawat, membuat seragam baru seperti kebaya kartini,
mengadakan konsep layanan baru, sistem hiburan AVOD (Audio Video on Demand),
mengadakan kelas eksekutif dan kelas ekonomi, dan memasuki bursa saham. Quantum
Leap yang dilakukan bertujuan untuk menaikkan jumlah penumpang per
tahunnya.
Pada periode
tahun 2007 hingga tahun 2010 Garuda Indonesia mengalami peningkatan laba
perusahaan. Garuda Indonesia bahkan telah mengukir prestasi dengan memperoleh
berbagai penghargaan baik skala nasional maupun internasional. Beberapa
penghargaan yang diperoleh 4 Garuda, antara
lain adalah menjadi maskapai pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil
meraih IATA Operational Safety Audit (IOSA) Certification,
penghargaan Indonesian Best Brand Award (IBBA), penghargaan dalam acara
penganugerahan majalah Angkasa Award yang meraih kategori Awak Kabin Terbaik (Best
Cabin Crew), Ketepatan Waktu Terbaik (Best On Time Perfomance), dan
Maskapai Terbaik (Airline of The Year), mendapatkan penghargaan "The
World's Most Improved Airlines" dan "maskapai bintang
empat" dari SkyTrax London, dan Garuda Indonesia ditetapkan sebagai “The
Best International Airline”.
Public Relations
di
Garuda Indonesia menggunakan istilah Corporate Communication. Corporate
Communications mengembangkan fungsi komunikasi Public Relations (PR)
atau Hubungan Masyarakat menjadi fungsi korporasi. Corporate Communications didefinisikan
sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan
segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik
awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana
perusahaan bergantung.(http://wikipedia.org)
Corporate
Communication merupakan
divisi Top manajeman PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas
menjalankan fungsi manajemen komunikasi yang terencana, terarah berkelanjutan
baik secara internal maupun eksternal, dan termasuk menciptakan brand
identity dari citra visual yang terpancar melalui logo, produk, jasa,
seragam,bangunan dan segala hal yang dapat ditangkap sebagai komunikasi oleh public
perusahaan, serta mengelola program CSR (Corporate Sosial Responsibility)
dan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
2
Garuda Indonesia
melalui penyaluran dana dan hibah serta programprogram yang memberikan manfaat
kepada masyarakat di sekitar wilayah usaha perusahaan. Tujuannya adalah mendapatkan
mutual understanding dan good will perusahaan dengan melakukan
kumunikasi dua arah (two way communication). Aktivitas atau
kegiatan komunikasi yang dilakukan divisi Corporate Communication Garuda
Indonesia sangat berpengaruh terhadap pembentukan citra perusahaan di mata
masyarakat luas.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang bagaimana divisi Corporate Communication meningkatkan citra
perusahaan di sebuah maskapai penerbangan dengan judul: “Fungsi dan Peran Corporate
Communication dalam Meningkatkan Citra Perusahaan di PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
fungsi Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
2.
Bagaimana
peran Corporate Communication dalam meningkatkan citra perusahaan di PT.
Garuda Indonesia (Persero)Tbk?
3.
Bagaimana
upaya pembentukan citra oleh Corporate Communication di PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk?
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
a.
Menjelaskan fungsi Corporate Communication dalam
meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
b.
Menjelaskan peran Corporate Communication dalam
meningkatkan citra perusahaan di PT. Garuda Indonesia(Persero)Tbk.
c.
Menjelaskan upaya pembentukan citra Corporate
Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
2.
Kegunaan Penelitian
a.
Kegunaan Teoritis
·
Sebagai
bahan masukan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu
Komunikasi.
·
Menarik
serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang pembentukan citra
perusahaan (corporate image) melalui aktivitas Corporate Communication
sehingga selalu dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
3
b.
Kegunaan Praktis
·
Sebagai
sumber tambahan dan masukan bagi PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dalam
menjalankan aktivitas Corporate Communication untuk kedepannya.
·
Menjadi
bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan aktivitas Corporate
Communication dalam upaya meningkatkan citra suatu perusahaan.
D.
Kerangka Konseptual
Seiring
perkembangan penerbangan nasional maupun internasional yang semakin meningkat, mengaharuskan
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
Divisi yang berperan
mewujudkan bentuk keterbukaan, transparan dan mudah diakses adalah Corporate
Communication. Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh
Cees Van Riel dan Charles Fombrun :“Corporate Communication dapat
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan
segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik
awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana
perusahaan bergantung. Corporate Communication terdiri dari penyebaran informasi
oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.” (http://wikipedia.org)
Definisi Brand
Identity yang dikemukakan oleh David A. Aaker dan Erich Joachimsthaler (2000)
: “Brand Identity adalah suatu kombinasi dari komponen visual, suara,
gerak, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perasaan. Tujuannya, untuk
menciptakan pengenalan, merepresentasikan janji, membuat tampilan sendiri,
berbeda dengan para pesaing, menciptakan sinergi komunikasi, serta mempunyai
ciri yang tidak dimiliki oleh merek lain. Brand Identity (Identitas Merek)
merupakan satu kesatuan dengan asosiasi merek yang senantiasa harus diciptakan
atau dipertahankan, sehingga menjadi aspirasi bagi strategi merek tersebut.” Definisi
CSR (Corporate Sosial Responsibilty) yang dikemukakan The World
Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga
internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan
multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya “Making
Good Business Sense” yaitu : “Corporate Sosial Responsibilty is a continuing
commitment by business to behave ethically and contributed to economic
development while improving the quality of life of the workforce and
their families as well as of the local community and society at large. (Tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat
dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi,
yang bersama-sama dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya,
serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat
secara lebih luas).”
Pada umumnya
fungsi dan peran Corporate Communication sama dengan fungsi Public Relations
(PR) atau Hubungan Masyarakat. Corporate Communications memiliki
fungsi dan peran yang cukup strategis dalam menjalin hubungan dengan Human
Resources.
4
Fungsi dan peran PR adalah
bekerjasama erat dengan internal dan eksternal. perusahaan untuk menciptakan iklim
kerja yang kondusif serta membangun sikap atau perilaku kerja yang positif. Corporate
Communication telah menjadi aset yang signifikan dalam membangun citra
perusahaan. Citra perusahaan yang baik, masa jaya maupun menghadapi berbagai
macam krisis. Definisi Citra yang dikemukakan oleh Kotler (2000 : 338) : “Citra
adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya.”
Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima oleh seseorang.
Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi
cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan
(Danasaputra, 1995 : 34-35). Proses pembentukan Citra dalam stuktur kognitif
yang tertera dalam pengertian system komunikasi dikemukakan oleh John S.
Nimpoeno seperti yang dikutip Danasaputra sebagai berikut :
Gambar
1.1. Model
Pembentukan Citra
Sumber:
Buku Dasar-Dasar Public Relations
Keterangan gambar:
Corporate
Communication digambarkan
sebagai input – output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra,
sedangkan input adalah stimulus yangdiberikan dan output adalah tanggapan atau
perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi, kognisi,
motivasi dan sikap. (Soemirat & Ardianto, 2002 : 115).
Komponen-komponen
dalam model pembentukan citra adalah
persepsi, kognisi, motivasi, dan
sikap yang diartikan sebagai citra individu terhadap stimulus atau pesan
yang disampaikan oleh Corporate Communication. Jika pesan yang
disampaikan mendapat respon dari masyarakat, maka masyarakat akan mengerti
tentang pesan tersebut. Adapun arti dari komponen tersebut dalam model
pembentukan citra tersebut adalah:
1.
Persepsi
diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan
dengan suatu proses pemaknaan.
2.
Kognisi
yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus.
3.
Motivasi
adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
4.
Sikap
adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Soemirat & Ardianto (2002 : 116)
5
Setelah Corporate
Comunication melakukan proses pembentukan citra, terjadi feedback
(tanggapan balik) dari publik yang bersangkutan. Tanggapan balik yang
diberikan oleh public akan membentuk citra perusahaan yang positif (corporate
image).
Berdasarkan
pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka kerangka teori dalam penelitian
ini dapat disusun menjadi sebuah bagan kerangka konseptual, sebagai berikut :
E.
Definisi Operasional
Agar
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian
ini, maka peneliti memberikan batasan pengertian sebagai berikut :
1.
Fungsi
adalah pekerjaan dan pola perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam manajemen
dan ditentukan berdasarkan status yang ada padanya.
2.
Peran
adalah kedudukan/perangkat seseorang dalam suatu system manajemen/organisasi.
3.
Corporate Communication adalah divisi
komunikasi di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang bertugas menciptakan dan memelihara
komunikasi dua arah antara perusahaan dengan public internal maupun publik eksternal
(timbal balik) dengan tujuan menciptakan saling pengertian, saling menghargai,
dan saling mempercayai.
6
4.
Citra
adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya tentang suatu yang
muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.
5.
Corporate Image (Citra Perusahaan) adalah citra
dari suatu organisasi secara keseluruhan.
6.
PT.
Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah BUMN yang menjalankan usaha penerbangan
dan merupakan maskapai pertama di Indonesia. Dan perusahaan tempat penulis
melakukan penelitian skripsi.
7.
Quantum Leap adalah program ekspansi 5 tahun yang
dirancang Garuda Indonesia untuk menaikkan jumlah penumpang maskapai per
tahunnya.
8.
Model
Pembentukan Citra oleh John. S. Nimpoeno adalah model tentang proses pembentukan
citra yang digunakan untuk melihat bagaimana Corporate Communication dalam
membentuk citra positif perusahaan di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
F.
Metode Penelitian
1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di Jakarta dan yang menjadi obyek penelitian adalah divisi Corporate
Communication PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk yang berkantor di Management
Building Ground Floor, Garuda City Soekarno-Hatta Internasional Airport,
Cengkareng 19120 Indonesia. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Juli-Agustus
2012.
2.
Tipe Penelitian
Penelitian
ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif yang mana data digambarkan
secara obyektif berdasarkan data atau fakta yang diperoleh di lokasi penelitian.
3.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara
kuantifikasi lainnya. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini,
maka peneliti melakukan pengumpulan data. Data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a)
Data Primer
Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan melalui :
1)
Observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi penelitian.
2)
Wawancara (interview) secara langsung dengan
beberapa informannya yang merupakan sumber data utama dalam penelitian ini.
b)
Data Sekunder
Data Sekunder
merupakan data yang diperoleh melalui kajian beberapa literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang diangkat, dari rujukan teoritis yang
relevan dengan membaca beberapa buku, majalah, buletin, surat kabar serta
internet. Selain itu, beberapa data yang diperoleh dari PT. Garuda Indonesia
(Persero)Tbk sendiri.
4.
Informan
Menentukan
informan dalam penelitian ini, peneliti memilih informan atau pihak-pihak yang
terlibat secara langsung dalam aktivitas di divisi Corporate Communication PT.
7
Garuda
Indonesia (Persero)Tbk dan dianggap mengetahui masalah yang diteliti serta
dapat memberikan informasi yang akurat mengenai masalah yang diteliti. Informan
yang relevan dalam penelitian ini adalah:
a)
Resno
Widyarto : Asistant Senior Manager Public Relations (divisi Corporate
Communication) Garuda Indonesia
b)
Adnan
Iskandar : Life Inspirer, Pembicara Motivasional, Advertising Practitioner
/ Publik Eksternal Garuda Indonesia pemegang Garuda Frequent Flyer (GFF)
c)
Abdul
Azis : Kordinator Riset dan Magang Unit Learning & Development /
Internal Karyawan Garuda Indonesia
5.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian
serta pengamatan langsung di lapangan (Field Research), yaitu di PT.
Garuda Indonesia (Persero)Tbk. Teknik penelitian yang digunakan dalam
memperoleh dan mengumpulkan data yangb diperlukan adalah sebagai berikut :
a)
Observasi
Observasi atau
pengamatan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Peneliti
mengamati secara langsung ke tempat yang dijadikan lokasi penelitian.
b)
Wawancara (Interview)
Wawancara adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Peneliti akan menggunakan teknik wawancara, dimana peneliti akan bertatap
muka secara langsung dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan
akurat. Wawancara ini dilakukan ke beberapa orang yang menjadi informan yang
mempunyai kaitan erat atau berwenang dengan masalah yang diteliti.
c)
Studi Pustaka atau Literatur (Library Research)
Teknik
pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah, literatur dan sumber
lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang
diteliti untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan
digunakan sebagai
landasan teori
sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat.
6.
Teknik Analisis Data
Penelitian
ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, dengan penekanan utama
pada penelitian sumber, mengungkapkan fakta (menguraikan data dengan
mendeskripsikan data yang diperoleh dari penelitian, baik data primer maupun
data sekunder) dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian data
yang diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan model Pembentukan Citra
oleh John S. Nimpoeno. Maka akan diperoleh gambaran jelas tentang fungsi dan
peran Corporate Communication dalam upaya meningkatkan Citra Perusahaan
di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
8
BAB
II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk
mengisi kesimpulan pada bab ini, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan
jawaban dari rumusan masalah penelitian, sebagai berikut :
1)
Fungsi
dari Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah
menjalankan strategi komunikasi perusahaan dengan efektif guna meningkatkan
reputasi perusahaan dan membangun kepercayaan publik internal dan eksternal
terhadap Garuda Indonesia. Adapun pembagian fungsi dan tugas masing-masing unit
di divisi Corporate Communication antara lain, yaitu: Public
Relations, Employee Communication, Corporate Identity Management, Corporate
Social Responsibility (CSR).
2)
Peran
dari Corporate Communication di PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk adalah
sebagai sebagai Communicator, juru bicara yang mewakili perusahaan dalam
memberi segala informasi yang ada terkait segala bentuk komunikasi yang
dijalankan perusahaan baik itu kegiatan-kegiatan, promosi, ataupun kebijakan
yang dikeluarkan manajemen perusahaan. Corporate Communication juga
berperan nsebagai perantara komunikasi dan mediator/penghubung antara perusahaan
kepada publik internal dan maupun publik eksternalnya.b Terkahir sebagai
Teknisi Komunikasi, Corporate Communication memiliki andil dalam
menciptakan komunikasi dua arah serta menjaga agar saluran komunikasi tetap
terbuka untuk publik eksternal perusahaan terutama kepada media dan pelanggan
(pengguna maskapai Garuda Indonesia) terhadap penyebaran informasi yang akan
menciptakan citra positif bagi perusahaan di masyarakat luas.
3)
Corporate Communication sebagai divisi
yang yang berhubungan dengan segala bentuk komunikasi yang dilakukan Garuda
Indonesia memiliki andil yang cukup besar terhadap proses pembentukan citra perusahaan.
Namun itu semua tidak terlepas dari strategi perusahaan atas keberhasilan
mentransformasi perusahaan secara keseluruhan dalam menerapkan program “Quantum
Leap” dalam mengubah tampilan maskapainya seperti mengubah livery maskapai,
seragam staf serta awak kabin dan logo perusahaan. Selain itu juga, tidak
terlepas dari bentuk kerjasama yang dilakukan Corporate Communication Garuda
Indonesia yang senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan media-media
dalam penyebaran informasi terkait pembentukan citra Garuda Indonesia dimata
publik.
Media
iklan melalui Media Cetak seperti : surat kabar, majalah, tabloid. Serta MediaElektronik
seperti : tv, radio, serta media online dan situs resmi GarudaIndonesiamenjadi
sarana utama bagi divisi CorporateCommunication dalapenyebaran informasi
untuk meningkatkan citra Garuda Indonesia.
9
Proses
pembentukan Citra di Garuda Indonesia merupakan tanggungjawab seluruh aspek
perusahaan bukan hanya divisi Corporate Communication tapi seluruh
karyawan dalam menjaga reputasi perusahaan dan membantu dalam semua pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang tekait dalam Pembentukan Citra (Corporate Image) di
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
4)
Ada
beberapa indikator yang dapat dijadikan penilaian atas keberhasilan PT. Garuda
Indonesia (Persero)Tbk dalam meningkatkan citranya seperti : Peningkatan jumlah
penumpang yang menggunakan maskapai Garuda Indonesia dari tahun ke tahun,
berbagai Perhargaan dan Piagam yang diberikan atas prestasi yang diukir Garuda
baik dalam negeri maupun internasional, berhasil melakukan IPO di tahun 2011
dengan mencatatkan keuntungan dari penjualan saham sebagai langkah perluasan
bisnis dan menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang go public,
Pembukaan kembali rute internasional atas pencabutan larangan maskapai
Indonesia terbang ke Uni Eropa dan menjadi langkah awal adalah pembukaan rute
Jakarta-Amsterdam via Dubai di tahun 2010, Garuda Indonesia juga berhasil
menorehkan peningkatan pendapatan laba perusahaan yang cukup signifikan dan masih
banyak indikator keberhasilan lainnya yang telah ditorehkan Garuda Indonesia.
B.
Saran-Saran
1.
Citra
perusahaan yang positif bisa hilang secara tiba-tiba karena satu dan lain hal,
untuk itu perlu senantiasa secara berkesinambungan melakukan evaluasi untuk
perbaikan-perbaikan agar ketika krisis terjadi secara tidak terduga, perusahaan
bisa mengambil langkah cepat dalam penangananya. Bukan hanya divisi Corporate
Communication yang memiliki andil tapi harus seluruh aspek karyawan (internal
public) yang memiliki tanggungjawab penuh terhadap penjagaan reputasi dan
peningkatan citra PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk.
2.
Untuk
konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” yang diusung perusahaan,
perlu dilakukan sosialisasi lagi agar seluruh internal maupun eksternal publik
PT. Garuda Indonesia (Persero)Tbk dapat lebih menangkap apa yang hendak
disampaikan Garuda Indonesia melalui konsep layanan tersebut.
3.
Melihat
begitu padatnya aktivitas di divisi Corporate Communication Garuda
Indonesia, sebaiknya perlu ditambahkan karyawan yang khusus menangani para
siswa/mahasiswa yang akan melakukan riset ataupun PKL di Garuda Indonesia, agar
bisa dibantu kelancaran proses pengurusannya, karena ini juga terkait terhadap
pencitraan Garuda Indonesa dimata publiknya.
10
DAFTAR
PUSTAKA
Anggoro,
M Linggar. 2002. “Teori & Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya
di Indonesia”. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Argenti, Paul.
2010. “Corporate Communication (Komunikasi Korporat)”.
Jakarta : Salemba Humanika.
Beard, Mike.
2004. “Manajeman Departemen Public Relations”. Jakarta :
Erlangga.
Cutlip, Scott
M., Allen H. Carter., Glen M. Broom. 2006. “Effective Publicb Relations”.
Jakarta : Prenada Media Group.
Danandjaja,
2011. “Peranan Humas dalam Perusahaan”.Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Effendy, Onong
Uchana MA. 2001. “Ilmu Komunikasi, Teori, dan
Praktek”. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
F. Rachmadi.
1992. “Public Relations dalam teori dan Praktek”. Jakarta :
Gramedia Utama.
Greener, Tony.
2002. “Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan
Citranya”. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Gregory, Anne.
2005. “Public Relations dalam Praktik”. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Harjanto, R.
2009. “Prinsip-Prinsip Periklanan”. Jakarta : IAA.
Kasali, Rhenald. 2008. “Manajemen
Public Relations,konsep dan
Aplikasinya di
Indonesia”. Jakarta
: Pustaka Utama Grafiti.
Lattimore, Dan., Otin Baskin.,
Suzette T. Heiman., Elizabeth L. Toth. 2010.
“Public
Relations Profesi dan Praktik”. Jakarta : Salemba
Humanika.
11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar